Bali Lestari: Bamsoet Soroti Tata Kelola Pariwisata Berkelanjutan.

Stirmobil.web.id Semoga senyummu selalu menghiasi hari hari dan tetap mencari ilmu. Pada Artikel Ini mari kita eksplorasi potensi News yang menarik. Konten Yang Menarik Tentang News Bali Lestari Bamsoet Soroti Tata Kelola Pariwisata Berkelanjutan Pelajari detailnya dengan membaca hingga akhir.
Bali, permata pariwisata dunia, menghadapi persimpangan jalan. Keindahan alamnya yang memukau, kekayaan budayanya yang mempesona, dan keramahan masyarakatnya telah menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Namun, popularitas ini membawa tantangan signifikan yang mengancam keberlanjutan pulau dewata ini. Bambang Soesatyo, Anggota DPR RI, menekankan pentingnya tata kelola sumber daya pariwisata yang efektif untuk memastikan masa depan Bali yang berkelanjutan.
Pada tanggal 24 Februari 2025, Bamsoet, dalam keterangannya, menyoroti perlunya pelibatan masyarakat lokal, pelestarian budaya dan lingkungan, serta penerapan regulasi yang ketat. Upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan pariwisata adalah kunci untuk menjadikan Bali sebagai contoh global dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan. Pernyataan ini disampaikan saat menjadi penguji Kandidat Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali, A.A Bagus Adhi Mahendra Putra, dengan disertasi berjudul 'Transformasi Tata Kelola Sumber Daya Pariwisata Dalam Pengaturan Pariwisata Bali Berkelanjutan'.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Bali adalah overtourism. Jumlah wisatawan yang terus meningkat membebani infrastruktur, lingkungan, dan masyarakat lokal. Kemacetan lalu lintas, polusi, dan penurunan kualitas lingkungan menjadi masalah yang semakin mendesak. Pada tahun 2024, Bali mencatat lebih dari 6,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara, belum termasuk wisatawan domestik. Angka ini menunjukkan tekanan besar pada sumber daya yang tersedia.
Degradasi lingkungan juga menjadi perhatian serius. Pembangunan fasilitas pariwisata yang tidak terkendali telah menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Pencemaran di pantai-pantai terkenal seperti Kuta dan Seminyak telah memengaruhi ekosistem laut dan mengancam kehidupan biota laut.
Selain itu, komersialisasi budaya menjadi ancaman terhadap identitas Bali. Upacara adat, tarian tradisional, dan ritual keagamaan sering kali menjadi atraksi wisata yang menarik minat wisatawan. Namun, tanpa tata kelola yang baik, eksploitasi budaya dapat terjadi. Beberapa upacara adat yang seharusnya bersifat sakral telah dikomersialkan untuk kepentingan pariwisata. Hal ini dapat mengikis makna sebenarnya dari tradisi tersebut dan merusak nilai-nilai budaya yang telah dijaga turun-temurun.
Subak, sistem pengairan tradisional Bali yang telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, merupakan contoh nyata dari tata kelola lingkungan yang berkelanjutan. Sistem ini tidak hanya mengatur distribusi air untuk pertanian, tetapi juga mencerminkan filosofi Tri Hita Karana, yaitu harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Namun, perkembangan pariwisata yang pesat telah menimbulkan tekanan pada sistem Subak. Konversi lahan pertanian menjadi hotel, villa, dan fasilitas pariwisata lainnya telah mengurangi luas lahan pertanian dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Peningkatan kebutuhan air untuk pariwisata sering kali mengorbankan kebutuhan air untuk pertanian.
Desa Adat, sebagai unit sosial dan budaya terkecil di Bali, memegang peran penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi. Setiap Desa Adat memiliki aturan dan norma yang mengatur kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal pariwisata. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan Desa Adat dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata. Dengan melibatkan mereka, kita dapat memastikan bahwa budaya mereka dikelola dengan cara yang menghormati nilai-nilai tradisional.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata harus bekerja sama untuk melestarikan Subak dan lingkungan. Misalnya, dengan membatasi pembangunan fasilitas pariwisata di daerah pertanian dan menerapkan kebijakan pengelolaan air yang berkelanjutan. Tata kelola sumber daya pariwisata yang efektif adalah kunci untuk mewujudkan pariwisata Bali yang berkelanjutan.
Bamsoet menekankan bahwa konsep pariwisata berkelanjutan menjadi krusial bagi masa depan Bali. Tata kelola sumber daya pariwisata yang baik merupakan kunci utama untuk mencapai pariwisata Bali yang berkelanjutan. Dengan melindungi budaya, lingkungan, dan masyarakatnya, Bali dapat terus menjadi destinasi impian bagi wisatawan sekaligus memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.
Beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Bali antara lain:
- Penguatan Regulasi: Pemerintah perlu memperketat regulasi terkait pembangunan fasilitas pariwisata dan pengelolaan lingkungan. Penegakan hukum yang tegas diperlukan untuk mencegah pelanggaran dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
- Pengembangan Infrastruktur Berkelanjutan: Investasi dalam infrastruktur yang ramah lingkungan, seperti sistem pengelolaan limbah yang efektif, transportasi publik yang efisien, dan sumber energi terbarukan, sangat penting untuk mengurangi dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan.
- Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Masyarakat lokal harus dilibatkan secara aktif dalam perencanaan dan pengelolaan pariwisata. Mereka harus mendapatkan manfaat ekonomi dari pariwisata dan memiliki suara dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.
- Promosi Pariwisata Berkualitas: Fokus pada promosi pariwisata yang berkualitas, yang menekankan pengalaman budaya dan alam yang otentik, daripada hanya mengejar jumlah wisatawan yang besar.
- Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran wisatawan dan masyarakat lokal tentang pentingnya pariwisata berkelanjutan dan bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk melestarian lingkungan dan budaya Bali.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Bali dapat menjaga keindahan alamnya, melestarikan budayanya yang kaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pariwisata berkelanjutan bukan hanya tentang melindungi lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang yang bergantung pada Bali.
Sebagai Ketua MPR RI ke-15, Bamsoet memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan budaya di Bali. Ia percaya bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, Bali dapat terus menjadi destinasi pariwisata yang menarik tanpa mengorbankan sumber daya yang dimilikinya.
Masa depan Bali terletak di tangan kita semua. Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan pulau dewata ini agar tetap menjadi surga bagi generasi mendatang.
Begitulah uraian mendalam mengenai bali lestari bamsoet soroti tata kelola pariwisata berkelanjutan dalam news yang saya bagikan Silakan telusuri sumber-sumber terpercaya lainnya selalu berinovasi dalam bisnis dan jaga kesehatan pencernaan. Bantu sebarkan pesan ini dengan membagikannya. Sampai bertemu di artikel berikutnya. Terima kasih atas dukungannya.
✦ Tanya AI